Wednesday 6 May 2015

TUGAS 2 - AKUNTANSI INTERNASIONAL (GLOBAL VS REGIONAL)

GLOBAL VS REGIONAL


BRANCHLESS BANKING
Branchless banking adalah strategi saluran distribusi yang digunakan untuk memberikan jasa keuangan tanpa mengandalkan bank cabang. Sementara strategi dapat melengkapi jaringan cabang ank yang ada untuk memberikan pelanggan lebih luas saluran melalui mana mereka dapat mengakses layanan keuangan, branchless banking juga dapat digunakan sebagai strategi saluran terpisah yang seluruhnya melalui cabang bank. Menurut survei tahun 2011, 62% dari responden mengatakan internet adalah metode perbankan yang mereka sukai. Cabang yang dipilih hanya 20% perbankan. Penurunan tajam dibandingkan dengan tahun 2007 ketika 40% responden lebih memilih ke bank di cabang.

Branchless banking penting karena sebagian besar daerah di Indonesia sudah terakses jaringan telepon. Branchless banking adalah jaringan distribusi yang digunakan untuk memberi layanan finansial di luar kantor-kantor cabang bank melalui teknologi dan jaringan alternatif dengan biaya efektif, efisien, dan dalam kondisi yang aman dan nyaman. 

Tujuan branchless banking untuk mendorong transaksi keuangan yang lebih aman, dan mencegah money laundering. Target akhirnya adalah perluasan akses dalam layanan keuangan. Salah satu alasan pentingnya implementasi layanan branchless banking adalah masih rendahnya akses masyarakat terhadap layanan jasa keuangan formal. Di Indonesia bila dibanding dengan negara-negara tetangabranchless banking masih memiliki persentase akses layanan jasa keuangan yang rendah. 

Pengimplementasian layanan branchless banking tidak mudah, khususnya dalam hal sosialisasi. Layanan ini, seharusnya mengedukasi sampai ke tingkat masyarakat bawah. Harus menyasar ke masyarakat yang benar-benar belum terakses layanan keuangan formal.

Branchless banking merupakan salah satu strategi distribusi perbankan yang memberi layanan keuangan tanpa bergantung pada keberadaan kantor cabang bank.

Branchless banking menjadi solusi untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah pelosok, dengan berbagai kondisi geografis. Di Indonesia, banyak daerah yang sulit diakses dengan kendaraan bermotor. Tak sedikit masyarakat yang harus menempuh perjalanan selama beberapa jam atau berhari-hari, untuk mendatangi kantor cabang sebuah bank.

Teknologi untuk branchless banking itu mudah sekali dan bisa digunakan orang awam. Peluang pasarnya sangat besar, karena layanan perbankan seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat yang berada di pelosok.

Secara teknis Branchless Banking di dukung dengan Teknologi mobile dan keberadaan agen

Branchless banking
 merupakan kombinasi antara agent banking dan mobile banking. Agent banking adalah kegiatan usaha non-bank, termasuk agen keliling, atau warung dan toko yang membantu bank memberikan layanan perbankan. Sedangkan mobile banking adalah akses layanan perbankan melalui telepon seluler (ponsel).

Masyarakat yang menggunakan branchless banking dapat memanfaatkan teknologi perangkat mobile, dimulai dari ponsel fitur. Komponen penting lainnya adalah seorang agen. Jika ia seorang agen keliling, ia diharuskan pro aktif melakukan "jemput bola" ke rumah masyarakat untuk membantu membuka rekening, transfer dana, setor ataupun tarik tabungan. 

Agen kemudian menyetor uang ke master agen, atau langsung ke kantor cabang bank yang lokasi berada jauh dari pemukiman warga. Namun, di sisi lain, agen juga termasuk salah satu risiko besar dalam branchless banking karena mereka harus membangun kepercayaan kepada nasabah. 

Menanti sinergi perusahaan telekomunikasi-perbankan, dan regulasi
Untuk dapat memberi layanan
 branchless banking yang optimal, harus terjalin kerjasama antara perusahaan telekomunikasi denganperusahaan perbankan. Sejauh ini sudah ada upaya dari perusahaan perbankan dan telekomunikasi, namun kurang sungguh-sungguh dan cenderung berjalan masing-masing.

Beberapa perusahaan menganggap bahwa branchless banking hanyalah saluran distribusi baru. Saat ini beberapa bank telah melakukan program uji coba sistem branchless banking, termasuk bank pembangunan daerah, bank syariah, hingga perusahaan telekomunikasi.

Namun, para pemain di bisnis ini masih menunggu regulasi dari Bank Indonesia yang terus menerus molor. Bank Indonesia (BI) masih mempelajari hasil uji coba layanan perbankan tanpa kantor cabang atau branchless banking yang kemudian diperluas menjadi mobile payment services (MPS). Sebelumnya, BI mengubah istilah branchless banking menjadi mobile payment service (MPS).

Seperti diketahui, proyek percontohan MPS telah dilangsungkan selama enam bulan pada periode Mei-November 2013. Peserta uji coba yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, dan PT Bank Sinar Harapan Bali dari perbankan.

Sementara itu, untuk perusahaan telekomunikasi yang ikut serta adalah PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata Tbk. Perubahan daribranchless banking menjadi MPS dilakukan untuk memperluas jaringan penggunaan layanan perbankan tanpa kantor cabang, yang bertujuan untuk menciptakan layanan perbankan yang efektif dan efisien dari sisi pembiayaan.

Adapun tujuan akhir dari MPS sendiri adalah untuk membuka akses atau jangkauan jasa dan layanan keuangan bisa mencapai masyarakat di pelosok daerah, yang selama ini tak terlayani karena kendala jarak dan infrastruktur. Hal ini sesuai dengan cita-cita Program Nasional Financial Inclusion.

Dalam proyek uji coba ini, bank atau perusahaan telekomunikasi bisa memilih delapan wilayah yang telah ditetapkan menjadi basis uji coba branchless banking. Kedelapan provinsi ini antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

Selama dalam tahap uji coba, bank sentral mengizinkan baik bank maupun perusahaan telekomunikasi menggunakan jasa Unit Perantara Layanan Keuangan (UPLK) atau Unit Perantara Layanan Sistem Pembayaran (UPLSP) sebagai perpanjangan tangan untuk menjangkau masyarakat. 

Sementara pada bulan Januari ini
 Bank Indonesia resmi lepas tangan dalam mengurusi perbankan. Pengawasan perbankan di Bank Indonesia (BI) beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 2014. Bank Indonesia resmi lepas tangan dalam mengurusi perbankan. Pengawasan industri keuangan tak lagi dipisah-pisah. Bank diminta menempatkan direktur khusus mengawasi anak usahanya.

Dan sejak awal tahun ini, pekerjaan OJK bertambah dengan mengawasi industri perbankan setelah mengambil alih pekerjaan Bank Indonesia. Perubahan ini membuat industri keuangan Indonesia akan berbeda. Sampai tahun lalu, industri perbankan diawasi oleh Bank Indonesia, sedangkan asuransi serta lainnya dikendalikan oleh Bapepam-LK (dan OJK). Mulai industri perbankan, asuransi, investasi, hingga pembiayaan semua diawasi oleh satu lembaga yakni OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Kalau saat ini pengawasan perbankan di bawah Otoritas Jasa Keuangan bagaimana dengan Branchless Banking yang masih dalam proyek uji coba? Sampai kapan branchlesss banking bisa digunakan untuk melayani masyarakat?

Untuk diketahui, BI telah mengeluarkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan branchless banking, antara lain PBI Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana, PBI Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik, SE BI No. 11/10/DASP tanggal 13 April 2009 perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, SE BI No. 14/17/DASP tanggal 7 Juni 2012 perihal perubahan atas SE BI No. 11/10/DASP perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.













GLOBAL VS REGIONAL MARKETING
Global Marketing
Pemasaran global tidak diragukan lagi sebuah konsep besar. Ide memanfaatkan strategi pemasaran di beberapa pasar tampaknya sangat menguntungkan. Menghemat tenaga dan sumber daya dan memastikan konsistensi tingkat tinggi branding dan kegiatan di pasar global.
Adalah kemampuan perusahaan untuk memasarkan ke hampir semua negara di planet ini. Dengan jangkauan yang luas, kebutuhan untuk produk dan jasa suatu perusahaan didirikan. Perusahaan global yang mempertahankan kemampuan, angkauan, pengetahuan, staf, keterampilan, wawasan, dan keahlian untuk memberikan nilai kepada pelanggan di seluruh dunia. Perusahaan juga perlu memahami, penelitian, mengukur dan mengembangkan loyalitas merek dan ekuitas merek global (tetap pada merek) untuk jangka panjang.
Analisis strategis dan pengembangan merek meliputi analisis pelanggan (tren, motivas, kebutuhan ynag tak terpenuhi, segmentasi), analisis kompetitif (citra merek/brand identity, kekuatan, strategi, kerentanan) dan analisis diri (citra merek yang ada, warisan merek, kekuatan/kemampuan, nilai-nilai organisasi).
Pemasaran global adalah bidang studi dalam manajemen bisnis umum untuk menyediakan produk berharga, solusi dan layanan kepada pelanggan lokal, nasional, internasional dan seluruh dunia.
Pemasaran global biasanya akan menetapkan kerangka kerja dan parameter dimana pemasaran regional beroperasi, sementara memberikan di pasar tim kebebasan untuk mengontrol tuas sukses regional.
·         Keuntungan Global Marketing
Dengan memanfaatkan akses internet, pemasaran global dapat lebih leluasa memasuki pasar global. Internet dapat menjangkau khalayak ramai karena memiliki daya tarik sendiri secara global. Dengan cara ini brand akan dapat dengan mudah memasuki pasar global dengan memiliki kehadiran fisik di beberapa negara dan wilayah.
Dari segi pelanggan juga akan lebih luas, dari pengenalan produk atau jasa yang ada di seluruh dunia, maka semakin banyak audience yang tertarik dan bersedia menjadi pelanggan sehingga dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan.

·         Kekurangan Global Marketing
Karena pasar yang sangat besar, biaya akuisisi pelanggan pun kaan besar, karena beberapa iklan yang telah diluncurkan oleh perusahaan di berbagai negara untuk menjangkau asar global. Selain itu media massa yang beredar serta iklan-iklan lain yang memperkenalkan brand sampai keseluruh dunia.

Regional Marketing
Pemasaran regional sebagai nama menyarankan fokus pada segala macam pemasaran yang sesuai dengan daerah tertentu atau tempat. Hal ini kemudian melibatkan penggunaan semua taktik dasar dan teknik yang digunakan untuk setiap jenis pemasaran yang sukses untuk promosi jasa suatu perusahaan tertentu atau produk. Pemasaran regional sekarang telah dianggap pada satu aspek pemasaran yang berguna. Pemasaran regional adalah salah satu teknik pemasaran yang muncul lagi untuk menandai dampaknya.
Regional berarti dalam negeri dan oleh karena itu sangat penting penamaan serta domain yang digunakan dalam web di mesin pencari. Sebagai salah satu kemudahan bagi pelanggan untuk mencari atau menargetkan suatu hal tertentu dalam pasar regional ganda.
·         Keuntungan Regional Marketing
Pemasaran regional jauh lebih menekan biaya dibandngkan dengan pemasaran global. Salah satu contoh pada pengenalan produk atau brand yang tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu besar karena pengenalan produk hanya berfokus pada suatu negara bagian, tidak menjangkau seluruh dunia dan masuk ke pasar yang lebih besar.
·         Kelemahan Regional Marketing
Audience di daerah atau suatu negara bagian mungkin tidak cukup besar untuk mempertahankan penjualan untuk produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Bahkan jika perusahaan secara efektif mengidentifikasi pelanggan ideal di suatu daerah, tidak semua pelanggan dapat dengan mudah untuk dibujuk untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Untuk mengambil alih pasar, diperlukan berbagai cara seperti kampanye di suatu wilayah untuk meningkatkan penjualan.

Sumber: