Thursday 27 December 2012

RAFFLESIA ARNOLDII



RAFFLESIA ARNOLDII
Rafflesia Arnoldii. Salah satu alasan saya sembuat tulisan ini karena tanaman ini sangatlah membuat saya ingin mengetahuinya secara keseluruhan tentang bunga yang tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai dan  memiliki bau yang tidak sedap ini tetapi sangatlah sulit untuk ditemukan. Merupakan suatu kebanggan tersendiri apabila bunga ini dapat ditemukan di wilayah Indonesia, walaupun saya sendiri belum pernah melihat tanaman ini secara langsung, tetapi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang ada dapat saya ketahui sedikit banyak tentang tanaman ini. Berikut sedikit penulisan saya tentang bunga cantik yang langka ini.
Bunga Rafflesia Arnoldi di Bengkulu, Bunga terbesar di Dunia
Bunga Rafflesia Arnoldi di Bengkulu, Bunga terbesar di Dunia





Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:


Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Rafflesiales
Famili:
Rafflesiaceae
Genus:
Rafflesia
Spesies:
R. arnoldii

Nama Binominal : Rafflesia arnoldii

Padma raksasa (Rafflesia arnoldii) bunga berukuran sangat besar, dan merupakan bunga terbesar di dunia. Rafflesia arnoldii  merupakan tumbuhan parasit, tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Penemuan Rafflesia arnoldii pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma.
Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.
Perbedaan Rafflesia arnoldii dengan bunga bangkai yaitu bentuk kelopaknya yang lebar tapi tidak meninggi dan berwarna merah.
Galeri
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/5/55/Bunga_Bangkai.jpg/120px-Bunga_Bangkai.jpg
Bunga Rafflesia arnoldi atau patma raksasa, sering dikacaukan dengan bunga bangkai karena memang sama-sama mengeluarkan bau busuk
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/97/Rafflesia.jpg/79px-Rafflesia.jpg
Spesimen Rafflesia arnoldii di Kyoto Botanical Garden berasal dari hutan Bengkulu (Sumatera)
  • http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/af/Rafflesia_sumatra.jpg/90px-Rafflesia_sumatra.jpg
Bunga Rafflesia Arnoldii
Sumber :


No comments:

Post a Comment